Kamis, 29 Mei 2008

Military Free Fall


Go...go...go...
asiknya slow jump....a good arching can make smooth opening of the paracute

ACTIVITIES


kami terlatih untuk bisa bertempur di trimedia (darat, laut, udara)
Everywhere, every time , every action .... Do The Best

Rabu, 28 Mei 2008

Baret

Baret Paskhas berwarna jingga. Warna jingga dipilih dan ditetapkan dengan latar belakang historis yaitu pada saat dilaksanakan operasi penerjunan pada tanggal 17 Oktober 1947 di Sambi Kotawaringin Barat kalimantan tengah yang dilakukan oleh 13 orang Pasukan Payung. Peristiwa hiroik yang sekaligus merupakan kelahiran pasukan TNI AU ini, dikemudian hari menjadi sumber inspirasi/ilham bagi penerusnya untuk menentukan warna baret kebanggaan Paskhas.
Nuansa Jingga saat itu terlihat dikala mentari pagi mulai merekah di ufuk timur, dan disaat itulah bertaburan payung-payung para peterjun pasukan payung melayang-layang diata belantara kalimantan dan akhirnya mendarat di keheningan. Nuansa jingga pagi hari itulah yang kemudian dipilih dan ditetapkan menjadi warna baret Paskhas yang sekaligus merupakan atribut bagi Paskhas, sehingga paskhas dikenal juga dengan sebutan "Korps Baret Jingga"

Makna
Warna jingga merupakan warna perpaduan antara warna kuning dan merah darah. Warna kuning bermakna kejujuran dan keluhuran budi dan warna merah darah mempunyai makna keberanian dan kerelaan berkorban. Jadi warna jingga bermakna keberanian dan kerelaan berkorban yang didasari kejujuran dan keluhuran budi. Jiwa yang demikian inilah yang dituntut kepada para prajurit Paskhas untuk memiliki dan melestarikannya demi kejayaan Korps, TNI AU/TNI, nusa dan bangsa Indonesia

Badge Korpaskhas



Makna
Bentuk. Badge Korpaskhas berbentuk perisai yang berarti selalu siap menjadi perisai NKRI.
Warna. Warna merah (dasar perisai) berarti berani; bahwa Paskhas berani membela kejujuran dan keadilan. Warna Putih di sekeliling perisai berarti Suci; bahwa Paskhas memiliki kesucian jiwa ksatria yang bertaqwa kepada Tuhan YME. Warna Hitam (pada senapan dan meriam) berarti keyakinan; bahwa Paskhas dengan keyakinan atas kemampuan dirinya mampu melaksanakan tugas dan kewajiban serta tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Gambar. Payung udara melambangkan bahwa Paskhas mampu diterjunkan dari udara sebagai Pasukan Para Komando. Senapan Bersangkur melambangkan tugas dan tanggung jawab Paskhas dalam merebut, membentuk dan mengendalikan tumpuan udara. Meriam melambangkan tugas dan tanggung jawab serta kemampuan Paskhas untuk menangkis serangan udara, mempertahankan pangkalan udara serta obyek vital negara lainnya.

Selasa, 27 Mei 2008

Ksatrian


Lintasan Sejarah Skadron 464 Paskhas ”Nanggala”

Cikal Bakal

Pada tanggal 22 september 1945 beberapa anggota BKR daerah malang, diantaranya Moetakat Hoerip dari Semeru diantar oleh Ajudan Komandan Angkatan Laut Jepang melaksanakan timbang terima Lapangan Terbang Bugis dari Laksamana Muda Ishido ( saat itu lapangan Terbang bugis berada dibawah Angkatan Laut Jepang ).

Sejak itu Pangkalan Udara Bugis memiliki berbagai macam tipe pesawat ex-Jepang berada di bawah kendali BKR Suropati Divisi VII Malang. Semantara itu para pemuda mantan PETA dan HEIHO di antaranya Hendro Soewarno ( mantan Sodanco dan kadet pada jaman Belanda ) dan Soeboerdjati ( Ex Budanco ) membentuk BKRO. Terpilih sebagai ketua ialah Hendro Soewano dan Wakilnya Soeprantijo.

Dalam rangka konsolidasi organisasi, pada bulan Januari tahun 1946 BKRO (Badan Keamanan Rakyat Oedara) membentuk organisasi darat sebagai kekuatan untuk mengamankan Pangkalan Udara Bugis dengan nama Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). PPP yang masih bersifat lokal dan taktis ini dibentuk dalam 4 seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Komandan, yaitu :

1. Seksi I dipimpin oleh Soeboerdjati

2. Seksi II dipimpin oleh Soekani

3. Seksi II dipimpin oleh Z. Rachiman

4. Seksi II dipimpin oleh Soerachman

Dengan telah dibentuknya PPP yang bermarkas di desa Ngadipuro Malang, Lapangan Udara Bugis pada waktu itu masih dibawah kendali Kompi Letnan Soegeng ( AD ) dari Divisi VII diambil alih oleh PPP, dibawah pimpinan kasi I PPP Kapten Udara Soeberdjati sebagai Komandan Kompi PPP saat itu.

Dalam Agresi militer Belanda I tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1984, hampir seluruh lapangan terbang yang telah dikuasai PPP mendapat serangan dari pihak tentara belanda baik melalui udara maupun darat yang mengakibatkan PPP meninggalkan pangkalan-pangkalan dan bergerilya bersama-sama rakyat melawan Belanda. Baru setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan dan menghasilkan keputusan bahwa Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kedaulatan Republik Indonesia, PPP segera melaksanakan konsolidasi pasukan di pangkalan masing-masing.

Sejak tahun 1950 PPP yang pada awal pembentikanya bersifat kedaerahan dan taktis telah mengalami perkembangan dengan sebutan Air Base Defence Troop (ABDT) yang bermarkas pusat di jakarta. ABDT membawahi 8 Kompi PPP yang dipimpin oleh Kapten Udara A. Wiryadinata dengan wakil Letnan Udara satu R. Suprantijo.

Pada pertengahan tahun 1950 kemudian dibentuk Inspetorat Pasukan Pertahanan Pangkalan (IPP) berkedudukan di jalan Sabang Jakarta. Kemudian bulan April tahun 1952 dipindahkan ke pangkalan Udara Cililitan di Jakarta.

Didasarkan atas situasi dan kondisi negara saat itu, serta kebutuhan AURI. Pada bulan Februari 1952 maka dibentuklah suatu pasukan yang mampu digerakkan pada setiap trouble spot di bawah pimpinan Kapten Udara A. Wiryadinata yang saat itu masih menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Andir di Bandung, sehingga pada periode tersebut kekuatan pasukan TNI Angkatan Udara terdiri dari PPP, PGT, PSU yang meliputi 11 Kompi BS, 8 Peleton BS dan 1 Battery PSU.

Kemudian guna memudahkan pengendalian terhadap pasukan yang dimiliki AURI. Pada tanggal 15 Oktober 1962 berdasarkan keputusan Men/Pangau : 159 dibentuk Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara ( KOPPAU ). Dengan Panglimanya dirangkap oleh Men/Pangau dan sebagai wakilnya adalah Komodor Udara A. Wiryadinata. KOPPAU membawahi 1 Resimen PPP di Jakarta dan 1 Resimen PGT di Bandung. Markas KOPPAU sendiri berada di Bandung.

Resimen PPP terdiri dari 5 Batalyon, yang berkedudukan di Palembang (kemudian pindah ke Medan), Banjarmasin, Makassar, Biak dan Jakarta. Sedangkan Resimen PGT terdiri dari 3 Batalyon yaitu Yon I PGT (Yon III Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa) di Bogor, Yon II PGT di Jakarta dan Yon III PGT di Bandung.

Selanjutnya berdasarkan hasil seminar pasukan di Bandung pada tanggal 11–16 April tahun 1966 dan sejalan dengan dikeluarkanya Surat Keputusan Men/Pangau Nomor : Skep / 45 / 1966 tanggal 17 Mei tahun 1966. KOPPAU disyahkan menjadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (KOPASGAT) yang terdiri dari 3 Resiman yaitu :

1. Resimen I Pasgat di Bandung membawahi :

a. Yon A Pasgat di Bogor.

b. Yon B Pasgat di Bandung.

2. Resimen II Pasgat di Jakarta membawahi ;

a. Yon A Pasgat di Jakarta.

b. Yon B Pasgat di Jakarta.

c. Yon C Pasgat di Medan.

d. Yon D Pasgat di Banjarmasin.

3. Resimen III Pasgat di Surabaya terdiri dari ;

a. Yon A Pasgat di Makassar.

b. Yon B Pasgat di Madiun.

c. Yon C Pasgat di Surabaya.

d. Yon D Pasgat di Biak.

e. Yon E Pasgat di Yogyakarta.

Kemudian berdasarkan Keputusan Kasau Nomor 57 tahun 1970 tanggal 1 Juli 1970 sebutan Resimen diganti menjadi WING (setingkat Brigade). Sejalan dengan perubahan organisasi di tubuh TNI Angkatan Udara pada tahun 1977 Wing itu sendiri akhirnya dihapus, termasuk Wing III Kopasgat Surabaya yang kemudian dilikuidasi menjadi sebagai berikut :

1. Yon A Pasgat menjadi Kompi BS di Lanud Hasanuddin ( sekarang menjadi Skadron 466 Paskhas Makassar ).

2. Yon B Pasgat menjadi Batalyon III Pasgat di Lanud Iswahyudi ( sekarang menjadi Skadron 463 Paskhas IWY ).

3. Yon C Pasgat menjadi Batalyon IV Pasgat di Surabaya (dalam perkembanganya menjadi Flight Hanlan kemudian dilikuidasi dan dipindahkan ke Malang serta berganti nama menjadi Yon 464 Pasgat ).

4. Yon D Pasgat dihapus.

5. Yon E Pasgat menjadi Kompi III di Lanud Adisucipto ( sekarang menjadi Flight E Paskhas BS Adi Sucipto ).

Batalyon IV Pasgat Surabaya yang merupakan cikal bakal dari Skadron 464 Paskhas “Nanggala“ Malang, merupakan hasil likuidasi dari :

1. Ex Yon C Surabaya.

2. Sebagian dari Yon A Hasannudin.

3. Ex Mawing III Surabaya.

4. Battery PSU ABD Saleh, Malang.

Sedangkan di Lanud Abdurrahaman Saleh sendiri kekuatan Kopasgat saat itu baru memiliki 1 Battery PSU dengan kekuatan persenjataan Triple Gun serta senjata 12,7 mm DSHK.

Pembentukan Skadron 464 Paskhas

Sejalan dengan kebijakan penyusunan kekuatan satuan ABRI yang kecil tetapi efektif, maka berdasarkan skep Kasau Nomor : SKEP / 11 / IV / 1980, Tahun 1980 Tanggal 21 April 1980 KOPASGAT disusun kembali menjadi 5 Batalyon dan 1 Depolat.

Kemudian sesuai kebijakan ABRI saat itu, setelah phase integrasi ABRI tercapai seluruh Batalyon Pasgat yang baru di regroupin (termasuk Yon 464 Pasgat) secara bertahap dilibatkan dalam program pemantapan 60 Batalyon ABRI penangkal (pada pelaksanaannya di mekarkan menjadi 100 Batalyon). Dalam prosesnya diwujudkan berupa latihan Raiders, yang diselenggarakan di Puslatpur TNI AD bersama-sama dengan satuan-satuan dari angkatan lain (TNI AD, MARINIR).

Jauh sebelumnya guna mengantisipasi Renstra yang akan diberlakukan Menhankam / Pangap, maka Danjen KOPASGAT mengaluarkan Radiogram Nomor : T / 73 / 80 Tanggal 4 Februari 1980 yang isinya memerintahkan agar Markas Yon Pasgat Surabaya beserta perumahan anggoata segera dipindahkan ke Lanuma ABD Saleh (Komplek Jatayu I dan Jatayu II). Hal ini dimaksudkan agar Batalyon segera mempersiapkan diri untuk mengikuti program pemantapan.

Setelah melalui proses pemantapan sebagaimana yang dilakukan Batalyon-Batalyon tempur tadi, maka pada tahun 1980 secara resmi Batalyon Pasgat diakui sebagai Batalyon penangkal yang telah dimantapkan dan sekaligus nama Batalyon IV Pasgat berubah menjadi Batalyon 464 Pasgat.

Untuk melihat hasil dari program pemantapan, Markas Besar ABRI saat itu menyelenggarakan program uji coba berupa Latgab ABRI pada tahun 1981 yang dilaksanakan di daerah Sorido Papua, Kupang, Viequeque, Lospalos dan sekitarnya sebagai persiapan untuk melaksanakan misi Operasi Saber Kikis Baratayudha di Timor Timur.

Operasi Saber Kikis Baratayudha yang dalam rencana awal hanya melibatkan 12 Batalyon pemantapan dari TNI AD dan Marinir serta Yon Pasgat secara terbatas. Namun atas permohonan Mayor Pas Pakki Malik selaku DAN YON 464 Pasgat saat itu dan dikabulkan oleh Menhankam / Pangab Jenderal TNI M. Yusuf, Batalyon 464 Pasgat akhirnya terlibat secara penuh bersama satuan ABRI lainnya dalam operasi tersebut . Meskipun dalam beberapa bulan di awal pelaksanaan operasi, prajurit Yon 464 Pasgat Malang tidak menerima dukungan logistik operasi dari satuan atas dengan lancar.

Sebagai salah satu Batalyon yang telah dimantapakan dan telah mengikuti uji coba secara sepenuhnya (hubungan Yon) dalam latgab ABRI dan dalam operasi Kikis Baratayudha maka berdasarkan Radiogram Danjen Kopasgat Nomor : T / 974 / 81 tanggal 11 Desember 1981 nama Batalyon 464 Pasgat secara resmi dikukuhkan menjadi nama ”Batalyon 464 Pasgat Nanggala”. Sedangkan markas Batalyon (Ex Kantor staf Lanud Bugis) diresmikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi pada tanggal 30 Agustus 1982 yang berkedudukan di Lanud ABD Saleh Malang. Dengan demikian Batalyon 464 Pasgat ”Nanggala” sebagai salah satu satuan di jajaran KOPASGAT saat itu semakin kokoh dan diakui keberadaanya.

Tunggul Skadron 464 Paskhas ”Nanggala”

Sesuai radiogram komandan jenderal kopasgat Nomor : T / 974 / 1981 tanggal 11 Desember 1981, Batalyon 464 Pasgat resmi menjadi Batalyon 464 Pasgat Nanggala. Nama ”Nanggala” yang dipakai sebagai tunggul skadron 464 paskhas tersebut diambil dari nama sebuah senjata sakti berbentuk tombak pemberian dewa brahmana milik prabu baladewa seorang raja dari kerajaan Madura yang merupakan kakak kandung dari Prabu Kresna.

Diceritakan dalam kisah Pewayangan, Prabu Baladewa yang dikenal sebagai Raja yang keras, tegas dan selalu memihak yang benar. Dengan memiliki senjata sakti ”Nanggala” yang konon dapat meluluhlantakkan gunung serta membuat kering lautan jika dihujamkan. Akhirnya dapat menghancurkan ke angkara murkaan yang dilakukan kangsadewa saat itu.

Dengan mengambil filosofi dari kisah diatas, diharapkan skadron 464 paskhas ”Nanggala” akan menjadi satuan yang disegani kawan maupun lawan serta mampu menghancurkan segala bentuk ancaman yang terjadi di Negara yang kita cintai ini.

Motto Skadron 464 Paskhas ” Nanggala ”

Didalam menunaikan tugas pokoknya, Skadron 464 Paskhas ”Nanggala” memiliki motto ”Unity, Discipline And Duty”.

”Unity, Discipline, Duty” cukup singkat dan mudah diingat, tetapi bagi seluruh prajurit Skadron 464 Paskhas “Nanggala“ hal itu mengandung makna yang cukup dalam yaitu : Unity atau “KEKOMPAKAN“ merupakan kata lain dari kebersamaan. Sedangkan kebersamaan bisa didapat dari kerja sama yang dilandasi profesionalitas yang tinggi dari semua individu sebagai bagian dari organisasi dengan menempatkan diri pada posisi yang tepat, dalam waktu yang tepat serta melaksanakan tugas dengan cara-cara yang tepat.

Discipline terjemaan dari ”KEPATUHAN” yang berlancaskan atas kesadaran diri dan keiklasan sebagai bagian dari institusi yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus senantiasa dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan.

Duty yang berarti ”TUGAS”, maknanya adalah : selaku Prajurit Skadron 464 Paskhas ”Nanggala” harus senantiasa menempatkan kepentingan tugas negara di atas segala-galanya. Sehingga kapanpun, kemanapun dan dalam keadaan bagaimanapun tugas harus siap dilaksanakan dan diutamakan.

Tugas Pokok Skadron 464 Paskhas

Tugas pokok Skadron 464 Paskhas sebagai satuan pelaksana dari Wing II Paskhas sesuai dengan surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor : Skep / 73 / III / 1999, yaitu :

1. Pengamanan dan Pertahanan Pangkalan dan Alat Utama Sistem Senjata TNI Angkatan Udara.

2. Pengendalian Pangkalan Udara Depan.

3. Pengendalian Tempur.

4. Pengendalian Udara Depan

5. SAR Tempur serta

6. Operasi-operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.

Dalam kurun waktu satu Dasa Warsa terakhir, pelaksanaan tugas yang dilaksanakan Skadron 464 Paskhas “Nanggala“, lebih terkonsentrasi pada kegiatan yang bersifat pengamanan dalam konteks yang lebih luas di luar kegiatan matra. Seperti Pam pemilu, Pam daerah rawan konflik serta berbagai operasi gabungan TNI di wilayah Timor-timur, Aceh dan wilayah Maluku serta Maluku Utara.

Pembinaan Dan Latihan

Dalam upaya menyiapkan prajurit guna melaksanakan tugas pokok satuan, baik itu yang bersifat kematraan maupun yang lainnya. Secara berkala terus dilakukan oleh Skadron 464 Paskhas “Nanggala” sesuai dengan probinlat yang diberikan satuan atas.

Daur latihan dari mulai tingkat perorangan, regu, tim hingga tingkat skadron yang berfungsi guna meningkatkan profesionalitas prajurit serta kinerja satuan. Khususnya pada bidang-bidang matra udara (PLLU, Meteo, BMP) dilaksanakan dengan sistem OJT di lanud dan skadron-skadron yang ada di Lanud Abdurrahman Saleh Malang.

Combine Training yang dilaksanakan dengan skadron udara dalam berbagai misi latihan, secara efektif memiliki peran penting dalam upaya mencetak prajurit-prajurit Skadron 464 Paskhas yang terampil (khususnya Tim Dalpur, Dallan Sarpur dan Jump Master). Hal ini dapat terbukti dengan sering dilibatkannya tim-tim tersebut dalam berbagai kegiatan latihan, baik itu latihan intern TNI Angkatan Udara, latihan gabungan maupun latihan bersama dengan negara-negara lain.

Perubahan Dan Perkembangan Organisasi

Sejak resmi dikukuhkan menjadi Batalyon 464 Pasgat pada tanggal 4 Februari 1980, Skadron 464 Paskhas merupakan bagian dari kekuatan TNI Angkatan Udara. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada Korpaskhas khususnya dan TNI AU pada umumnya guna melaksanakan penyempurnaan, telah mengalami beberapa kali perubahan serta perkembangan organisasi. Secara garis besar perubahan tersebut dapat dikelompokan dalam 3 periode yaitu :

1. Periode Kopasgat (1980 s/d 1985).

Dalam periode ini Skadron 464 Pskhas berada di bawah pembinaan langsung dari Mako Kopasgat di Bandung sebagai Kotama Ops. Skadron 464 Paskhas saat itu masih menggunakan nama Batalyon 464 Pasgat “Nanggala”, Sebagai Komandan Batalyon pertama adalah Mayor Pas Pakki Malik (sekarang Marsda TNI purn). Setelah menjabat kurang lebih 3 tahun, pada bulan Januari tahun 1982 (Saat itu satuan masih berada di daerah Operasi Timor Timur) digantikan oleh Mayor Pas Herman T. yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Batalyon 464 Pasgat.

Mayor Pas Herman T. yang menjabat sebagai Komandan Batalyon 464 Pasgat ke-2, selasai masa jabatannta pada bula Juni tahun 1984 sekaligus merupakan masa transisi dari periode Kopasgat ke periode Pasukan Khas.

2. Periode Balahanpus (1985 s/d 1997).

Seiring dengan terjadinya perubahan organisasi di tubuh TNI Angkatan Udara. Mako Kopasgat berubah sebutan menjadi Markas Pusat Pasukan Khas, Batalyon Pasgat berubah menjadi Skadron Paskhas. Sedangkan Kopasgat yang tadinya sebagai Kotama Ops berubah menjadi Badan Pelaksana Pusat. Hal ini sesuai dengan Keputusan Pangab Nomor : Kepp / 10 / II 1984 tanggal 3 Maret 1984 tentang POP TNI AU yang berbentuk direktorat sebagai kelanjutan dari dibentuknya Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau I dan II).

Komando dan pengendalian tiap-tiap Skadron Paskhas yang pada era Kopasgat berada langsung pada Mako Kopasgat di Bandung, telah berubah disesuaikan kepad tugas dan tanggung jawab serta kriteria dari masing-masing Skadron Paskhas itu sendiri yang pada pelaksanaannya di kelompokan menjadi dua bagian yaitu : Skadron Paskhas Balahanpus dan Skadron Paskhas Balahanwil.

Skadron Paskhas Balahanpus (Skadron 461 Paskhas Halim Perdana Kusuma dan Skadron 464 Paskhas Abdurrahman Saleh) Kodalnya berada pada Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara. Sedangkan tugas dan fungsinya disesuaikan dengan kepentingan Koops itu sendiri (hampir mirip halnya pada era Kopatdara), yaitu diprioritaskan sebagai satuan pendukung dalam kegiatan Operasi Udara (Dallan, Dalpur, SAR Tempur dan Jump Master) yang dalam pelaksanaan pembinaannya menjadi demikian tidak jelas.

Sebagai Skadron Paskhas Balahanpus, bentuk organisasi Skadron Paskhas “Nanggala” tidak lagi berbentuk batalyon operasional yang berintikan Kipan dan Kiban seperti pada umumnya pasukan darat (Infantri), dirubah menjadi bentuk organisasi pembinaan dengan basis matra udara, yaitu terdiri dari Gugus Markas, Gugus Dallan, Gugus Dalpur, Gugus SAR dan Gugus Keamanan.

Komandan / Wakil Komandan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh 2 orang Kepala Dinas yaitu Kadisops dan Kadisbin. Kadisops membawahi Seksi Intel dan Seksi Operasi dan Latihan, sedangkan Kadisbin membawahi Seksi Personil, Seksi Logistik dan Seksi Kesehatan.

Sedangkan kekuatan personil yang mengawaki satuan mengalami pengurangan dari berjumlah tujuh ratusan personil menjadi hampir setengah dari kekuatan pada saat bentuk Batalyon. Pada saat ini banyak sekali personil yang mengalami Tour of Area maupun Tour of Duty yang dikarenakan alasan adanya perubahan tugas dan fungsi satuan.

Sebagai satuan Balahanpus yang memiliki tugas pokok yaitu memberikan dukungan dalam operasi udara sudah barang tentu membutuhkan personil-personil yang memilki kualifikasi matra udara. Sejalan dengan itu, personil yang memiliki kualifikasi matra yang berad di Skadron Balahanwil seperti Skadron 463 Paskhas Iswahyudi, Skadron 462 Paskhas Bandung, Skadron 463 Paskhas Jakarta dan Skadron 466 Paskhas Ujung Pandang di tarik dan dikonsolidasikan di Skadron 461 Paskhas Jakarta dan Skadron 464 Paskhas Malang.

Komando dan pengendalian Skadron Paskhas Balahanwil berada pada Komandan Lanud setempat, sedangkan tugas dan fungsi Skadron Balahanwil lebih dikonsentrasikan pada kemampuan Pertahanan Pangkalan baik secara Horisontal maupun Vertikal serta kemampuan SAR Tempur, khusus untuk Skadron 465 Paskhas Jakarta memiliki tugas tambahan dalam fungsi pengawalan dan protokoler.

Selain hal tersebut diatas pada periode ini, terjadi suatu perubahan Korps dijajaran Paskhas, yang sebelumnya memiliki sebutan Korps PAS berubah menjadi Korps PSK (Pasukan). Di Skadron 464 Paskhas itu sendiri dimulai dari masa kepemimpinan Letkol Psk Suwandi selaku Komandan Ke-3 Skadron 464 Paskhas “Nanggala”.

Pelaksanaan pembinaan dan latihan satuan dengan statusnya sebagai Skadron Balahanpus, Skadron 464 Paskhas “Nanggala” diarahkan pada kemampuan bidang-bidang operasi matra udara seperti Dallan, Dalpur, SAR Tempur dan Jump Master.

Upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kesiapan satuan yang menjadi tugas dan tanggung jawab Koops AU II, pada periode ini tidak optimal seperti yang diharapkan. Namun demikian daur latihan dari tingkat perorangan, tim hingga Skadron serta latihan-latihan yang bersifat gabungan TNI maupun Latihan Bersama dengan negara-negara sahabat dalam rangka peningkatan profesional prajuritnya secara periodik tetap bisa dilaksanakan.

3. Periode Korpaskhas (1997 s/d sekarang).

Seperti telah disinggung pada bagian awal bahwa sesuai Surat Keputusan Pangab Nomor : Skep / 09 / VII / 1997 tanggal 17 Juli 1997, Markas Pusat Pasukan Khas TNI AU selaku Badan Pelaksana Pusat Pasukan Khas berubah menjadi Kotama Pembinaan TNI AU yang bertugas membina kekuatan dan kemampuan Paskhas dalam pertahanan Alutsista, Pangakalan, Instalasi TNI AU, Pengendalian Pangkalan Udara Depan, Pengendalian tempur, Pengendalian Udara Depan, SAR Tempur, serta operasi-operasi lain sesuai kebijakan Pangab.

Atas dasar tugas dan tanggung jawab tersebut, kemudian pada tahun 1999 dalam rangka pemekaran di tubuh TNI AU, maka berdasar keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor : Kep / 05 / III / 1999 tanggal 16 Maret nama Puspaskhas berubah menjadi Korps Pasukan Khas (Korpakhas).

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor : Skep / 73 / III / 1999, tanggal 24 Maret 1999 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Tugas Korpaskhas selaku Kotama Bin. Dimekarkan kembali menjadi 3 Wing. 1 Wing Pendidikan yang berkedudukan di Bandung dan 2 Wing Operasional (Wing I Paskhas berkedudukan di Jakarta dan Wing II Paskhas di Malang) yang berfungsi selaku pelaksana penyiap kekuatan dan kemampuan satuan-satuan Paskhas.

Tugas dan Fungsi serta komando dan pengendalian tiap-tiap skadron mengalami perubahan pula, yang sebelumnya dikelompokkan dalam kategori Balahanpus dan Balahanwil, dihapus menjadi bentuk organisasi skadron yang memiliki tugas dan fungsi yang sama dengan Kodal berada pada Mako Korpaskhas sendiri.

Konsekwensi logis dari perubahan ini mengakibatkan seluruh Skadron Paskhas mengalami perubahan yang cukup krusial yaitu “pemantapan” yang sekaligus merupakan solusi terbaik dalam rangka menjawab tantangan tugas-tugas Paskhas yang dihadapi saat ini dan masa mendatang.


Catatan Pengabdian

1. Wilayah Penugasan.

Apabila dilihat dari posisinya, Skadron 464 Paskhas berada di wilayah timur berkedudukan langsung dibawah Wing II Paskhas. Secara politis wilayah yang menjadi tanggung jawabnya adalah terbentang dari wilayah tengah pulau Jawa hingg Pulau Irian. Namun, dalam kenyataannya wilayah penugasan Skadron 464 Paskhas dari dulu hingga sekarang meliputi seluruh pelosok negeri ini.

Dari sejak berdirinya hingga sekarang, berbagai Operasi Keamanan Dalam Negeri maupun Luar Negeri telah banyak diikuti seperti :

a. Operasi Keamanan Dalam Negeri.

1) Operasi Penumpasan DI/TII tahun 1962.
2) Operasi Trikora Irian Barat tahun 1962.
3) Operasi Dwikora Kalimantan Barat tahun 1964.
4) Operasi Penumpasan G. 30 S/PKI tahun 1965.
5) Operasi Saber Kilat di Singkawang II tahun 1967.
6) Operasi Trisula di daerah Blitar Selatan tahun 1968.
7) Operasi Parikesit Timor Timur tahun 1975.
8) Operasi Saber Kilat Baratayudha Timor Timur tahun 1981.
9) Operasi Geser / Kokoh Timor Timur tahun 1984 s/d 1999.
10) Operasi Rajawali IV Timor Timur tahun 1998 s/d 1999.
11) Operasi Kamdagri / Yongab TNI / Rajawali wilayah NAD tahun 1999 s/d 2005.

12) Operasi Kamdagri / PPRM / Yongab TNI di wilayah Maluku dan Maluku Utara tahun 1999.

b. Penugasan ke luar negeri sebagai bagian dari Pasukan PBB diantaranya bertindak sebagai Military Observer pernah diikuti dan dilaksanakan oleh beberapa orang perwira seperti Bosnia, Georgia dan Timur Tengah.

Dari berbagai kegiatan operasi yang pernah dilaksanakan di atas, keterlibatan Skadron 464 Paskhas “Nanggala” dari masa ke masa selalu berbeda-beda, mulai tingkat peleton / tim hingga hubungan Skadron. Konsep operasi dalam hubungan Batalyon / Skadron yang pernah dilaksanakan oleh Batalyon 464 Pasgat dalam Operasi Saber Kikis Baratayudha tahun 1981, bersama-sama dengan 12 Batalyon ABRI (TNI AD dan Marinir). Dapat dikatakan merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga dan tidak pernah dilupakan oleh para pelakunya. Mengingat kesuksesan dan keberhasilannya dalam perolehan jumlah pucuk senjata serta anggota GPK dalam operasi tersebut, menjadikan Batalyon 464 Pasgat dan Kopasgat pada umumnya pada saat itu menjadi semakin disegani lawan maupun kawan.

Suka dan duka yang terjadi selam operasi, prestasi dan kekurangannya yang dimiliki oleh Skadron 464 Paskhas telah mengukir nama Skadron 464 Paskhas “Nanggala” sebagai satuan yang memiliki kesiapan tempur yang tinggi.

2. Pembinaan Latihan.

“Lebih Baik Mandi Keringat dalam Latihan daripada Mandi Darah dalam Pertempuran”, semboyan ini sudah sejak lama dikenal dan sudah tidak asing lagi, bahkan sudah melekat di dada prajurit di jajaran TNI. Sebagaimana disatuan-satuan lainnya, semboyan ini telah melekat didalam dada setiap prajurit Skadron 464 Paskhas dan diaplikasikan dalam kegiatan pembinaan latihan yang telah diprogramkan di satuan jajaran Korpaskhas. Berbagai latihan pernah dilaksanakan oleh Skadron 464 Paskhas mulai dari tingkat regu hingga berskala Internasional. Adapun latihan yang pernah diikuti sebagai berikut :

a. Latihan Satuan.

1) Latihan Harda Marutha.

2) Latihan Trisula Perkasa.

b. Latihan Antar Satuan.

1) Latihan Garuda Perkasa.

2) Latihan Sikatan Daya.

3) Latihan Angkasa Yudha.

c. Latihan Gabungan.

1) Latihan PPRC TNI.

2) Latihan Gabungan TNI.

d. Latihan Bersama.

1) Air Lift Rodeo US tahun 1993.

2) Teak Iron.

3) Balance Iron.

4) Rajawali Ausindo Australia

5) Kekar Malindo Malaysia.

3. Prestasi yang pernah diraih.

Kata-kata yang tinggi tanpa adanya pembuktian nyata seringkali dianggap sebagai pembenaran dari suatu kepalsuan. Begitu juga halnya bagi Skadron 464 Paskhas, nama besar sebagai satuan yang siap untuk bertempur harus terus dijaga dan ditingkatkan dari tahun ke tahun oleh segenap prajurit yang ada di dalamnya.

Prestasi tertinggi di lingkungan TNI Angkatan Udara dalam pembinaan satuan hampir dari tahun ke tahun selalu dapat diraih. Secara kronologis prestasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

a. Juara Kelompok Paskhas Mobile tahun 1990/1991.

b. Juara Kelompok Paskhasau tahun 1992/1993.

c. Juara Kelompok paskhasau tahun 1993/1994.

d. Juara Terbaik Paskhas Balakhanpus tahun 1994/1995.

e. Juara Terbaik Paskhas Balakhanpus tahun 1995/1996.

f. Juara Terbaik Paskhasau tahun 1999/2000.

Selain prestasi yang diraih oleh satuan, Skadron 464 Paskhas juga memiliki berbagai prestasi dalam bidang Olah Raga seperti :

a. Bidang Karate.

1) Juara I, II Kejurda Piala Kapolda Jatim tahun 2000.

2) Juara II Kejurda Piala Kapolda Jatim tahun 2005.

3) Juara I, II Kejurda Piala Kapolda Jatim tahun 2006.

4) Juara II Kejurnas tahun 2006.

5) Juara II Forki tahun 2006.

b. BidangTerjun Payung.

1) Juara III ketepatan mendarat beregu putra Kejurnas 2007 dan kualifikasi PON 2008 di Jakarta.

2) Ranking VIII ketepatan mendarat perorangan putra Kejurnas 2007 dan kualifikasi PON 2008 di Jakarta.

Komandan Skaron 464 Paskhas Dari Masa Ke Masa

1. Era Kopasgat

a. Mayor Pas Pakki Malik. Danyon 464 Pasgat ke-1 1979-1982

b. Mayor Pas Herman T. Danyon 464 Pasgat ke-2 1982-1984

2. Era Puspakhas

a. Letkol Psk Suwandi. Danskadron 464 Paskhas ke-3 1986-1987

b. Letkol Psk Petrus Mulyanto Danskadron 464 Paskhas Ke-4 1987-1989

c. Letkol Psk D.A. Tambunan Danskadron 464 Paskhas ke-5 1989-1992

d. Mayor Psk Chairul Akbar Danskadron 464 Paskhas ke-6 1992-1994 e. Letkol Psk Teddy Sutedjo P. Danskadron 464 Paskhas ke-7 1994-1997

f. Letkol Psk Drs. U.H Harahap Danskadron 464 Paskhas ke-8 1997-1999

3. Era Korpaskhas

a. Letkol Psk T. Seto Purnomo Danskadron 464 Paskhas ke-9 1999-2002

b. Mayor Psk Yudi Bustami Danskadron 464 Paskhas ke-10 2002-2005

c. Letkol Psk Taspin Hasan Danskadron 464 Paskhas ke-11 2005-2006

d. Mayor Psk Deni Muis Danskadron 464 Paskhas ke-12 2006-Skrg